by Krishnamurti
A: "Kunci menjadi kaya adalah memiliki kebiasaan menyumbang (baca: memberi)"
B: "Bagaimana aku mau menyumbang, jika aku masih kekurangan?"
A: "Itulah letak masalahnya. Engkau menjadi kekurangan karena engkau berpikir bahwa engkau selalu kekurangan"
Hidup sungguh sederhana, bukan?
Jumat, 25 Januari 2008
MEMBERI UNTUK KEHIDUPAN
MEMBERI UTK KEHIDUPAN
Oleh Supriyadi
"Pancinglah Rejeki dengan Memberi" (Ali Bin Abi Thalib)
"Kunci Menjadi Kaya adalah Kebiasaan Memberi" (Krishnamurti)
Kenapa dengan memberi kita malahan akan memperoleh yang lebih baik, bahkan lebih banyak.
Memberi dengan ikhlas dan sabar akan melepaskan kelekatan duniawi dan mendekatkan diri pada Tuhan.
Ketika kita demikian dekatnya dengan Tuhan maka yang berlaku adalah rumus-rumus keniscayaan dan ketidak berhinggaan.
Apakah Matahari karena memberikan energi panas dan cahayanya akan kehabisan energi panasnya.
Tidak… karena yang berlaku di Matahari adalah ketidak-berhinggaan
Memang mungkin akan habis dalam 250.000 tahun atau bahkan Sejuta Tahun sehingga dibandingkan umur manusia maka itu adalah ketidak-berhinggaan .
Percayalah laksana Matahari, kita tidak akan Kekurangan hanya karena Memberi.
Kalau kita Donor Darah dan memberikan 1 liter darah yang diambil dari badan kita… apakah kita akan kekurangan darah…
Tidak… kita tidak akan kekurangan darah hanya karena kita Donor Darah.
Percayalah besok pagi badan kita akan terasa lebih segar karena ada 1 liter sel darah baru … masih fresh … masih bersih… baru saja ditambahkan dalam aliran darah kita.
Mungkin kita semua tahu, tersebutlah di daerah Timur Tengah terdapat dua laut yang sangat bertolak belakang sifatnya.
--- Laut Yordan mendapatkan airnya dari Danau Galilea, mengalirkan airnya menyebar menghijaukan gurun yang dilewati olehnya dan mengubahnya menjadi tanah yang subur penuh kehidupan.
--- Laut Mati, seperti namanya laut ini benar-benar mati, sungai ini tidak mengalirkan airnya ke mana pun. Sungai ini tidak mempunyai saluran pembuangan. Gersang kenyang oleh garam, tidak ada kehidupan yang bisa bertahan di Laut Mati.
Anda yang hidup tanpa memberi akan menjadi Laut Mati yang gersang dalam kehidupan. Menjadi sulit bergerak, seakan harta yang dimiliki menjadi beban dan menghambat kehidupan. Tetapi ketika kita bebas memberikan seluruh diri kita, kita akan selaras dengan kehidupan, berkembang laksana daun di musim penghujan.
Kesimpulan:
Memberi yang indah dan bermanfaat adalah memberi laksana matahari atau sungai Yordan:
1. Memberi tanpa harap kembali
2. Memberi karena memang harus memberi
3. Memberi untuk kehidupan
medio agustus'2007
Oleh Supriyadi
"Pancinglah Rejeki dengan Memberi" (Ali Bin Abi Thalib)
"Kunci Menjadi Kaya adalah Kebiasaan Memberi" (Krishnamurti)
Kenapa dengan memberi kita malahan akan memperoleh yang lebih baik, bahkan lebih banyak.
Memberi dengan ikhlas dan sabar akan melepaskan kelekatan duniawi dan mendekatkan diri pada Tuhan.
Ketika kita demikian dekatnya dengan Tuhan maka yang berlaku adalah rumus-rumus keniscayaan dan ketidak berhinggaan.
Apakah Matahari karena memberikan energi panas dan cahayanya akan kehabisan energi panasnya.
Tidak… karena yang berlaku di Matahari adalah ketidak-berhinggaan
Memang mungkin akan habis dalam 250.000 tahun atau bahkan Sejuta Tahun sehingga dibandingkan umur manusia maka itu adalah ketidak-berhinggaan .
Percayalah laksana Matahari, kita tidak akan Kekurangan hanya karena Memberi.
Kalau kita Donor Darah dan memberikan 1 liter darah yang diambil dari badan kita… apakah kita akan kekurangan darah…
Tidak… kita tidak akan kekurangan darah hanya karena kita Donor Darah.
Percayalah besok pagi badan kita akan terasa lebih segar karena ada 1 liter sel darah baru … masih fresh … masih bersih… baru saja ditambahkan dalam aliran darah kita.
Mungkin kita semua tahu, tersebutlah di daerah Timur Tengah terdapat dua laut yang sangat bertolak belakang sifatnya.
--- Laut Yordan mendapatkan airnya dari Danau Galilea, mengalirkan airnya menyebar menghijaukan gurun yang dilewati olehnya dan mengubahnya menjadi tanah yang subur penuh kehidupan.
--- Laut Mati, seperti namanya laut ini benar-benar mati, sungai ini tidak mengalirkan airnya ke mana pun. Sungai ini tidak mempunyai saluran pembuangan. Gersang kenyang oleh garam, tidak ada kehidupan yang bisa bertahan di Laut Mati.
Anda yang hidup tanpa memberi akan menjadi Laut Mati yang gersang dalam kehidupan. Menjadi sulit bergerak, seakan harta yang dimiliki menjadi beban dan menghambat kehidupan. Tetapi ketika kita bebas memberikan seluruh diri kita, kita akan selaras dengan kehidupan, berkembang laksana daun di musim penghujan.
Kesimpulan:
Memberi yang indah dan bermanfaat adalah memberi laksana matahari atau sungai Yordan:
1. Memberi tanpa harap kembali
2. Memberi karena memang harus memberi
3. Memberi untuk kehidupan
medio agustus'2007
KENIKMATAN MEMBERI
Kenikmatan Memberi
by Supriyadi
Hukum Alam memang sederhana dan adil, tidak ada sesuatu yang terbuang yang ada adalah berubah ujudnya. Ketika air mengalir ke laut dan menguap suatu saat akan kembali ke gunung sebagai air hujan yang bersih dan segar.
Demikian juga begitu kita lapangkan hati dalam memberi, rejeki laksana lapang terbuka mengalir mencukupi Ada banyak orang-orang yang mendapat berkah dari memberi. Ada yang berinfak ke Masjid Rp 1.500,- dan itu uang terakhir di saku, sorenya mendapat rejeki Rp 600.000 ,- cukup untuk makan anak istri
Ada yang telilit hutang dan bershodaqoh ke fakir miskin, besoknya terbuka jalan dalam melunasi hutang
Tapi ada yang lebih dahsyat
Memberi kepada yang kita kasihi, akan meningkatkan kasih sayang penuh kedamaian Memberi kepada yang membutuhkan, akan kembali ketika kita membutuhkan Memberi kepada yang terpinggirkan dan teraniaya, akan berbuah do'a yang dikabulkan Memberi kepada orang yang tidak dikenal akan membuka hati dan jiwa untuk selalu syukur atas rejekiNya Memberi kepada orang yang kita benci atau membenci kita akan melapangkan hati dalam kesabaran dan sadar dalam introspeksi diri
Jangan angkat kepalamu memandang ke atas penuh dengki kepada yang di ketinggian Selalu tundukkan kepala, memandang penuh kasih kepada yang dibawah, yang terpinggirkan, yang kelaparan, yang membutuhkan
Derajatmu angkat ditinggikan dalam kemuliaan.
akhir Juli 2007
by Supriyadi
Hukum Alam memang sederhana dan adil, tidak ada sesuatu yang terbuang yang ada adalah berubah ujudnya. Ketika air mengalir ke laut dan menguap suatu saat akan kembali ke gunung sebagai air hujan yang bersih dan segar.
Demikian juga begitu kita lapangkan hati dalam memberi, rejeki laksana lapang terbuka mengalir mencukupi Ada banyak orang-orang yang mendapat berkah dari memberi. Ada yang berinfak ke Masjid Rp 1.500,- dan itu uang terakhir di saku, sorenya mendapat rejeki Rp 600.000 ,- cukup untuk makan anak istri
Ada yang telilit hutang dan bershodaqoh ke fakir miskin, besoknya terbuka jalan dalam melunasi hutang
Tapi ada yang lebih dahsyat
Memberi kepada yang kita kasihi, akan meningkatkan kasih sayang penuh kedamaian Memberi kepada yang membutuhkan, akan kembali ketika kita membutuhkan Memberi kepada yang terpinggirkan dan teraniaya, akan berbuah do'a yang dikabulkan Memberi kepada orang yang tidak dikenal akan membuka hati dan jiwa untuk selalu syukur atas rejekiNya Memberi kepada orang yang kita benci atau membenci kita akan melapangkan hati dalam kesabaran dan sadar dalam introspeksi diri
Jangan angkat kepalamu memandang ke atas penuh dengki kepada yang di ketinggian Selalu tundukkan kepala, memandang penuh kasih kepada yang dibawah, yang terpinggirkan, yang kelaparan, yang membutuhkan
Derajatmu angkat ditinggikan dalam kemuliaan.
akhir Juli 2007
Sabtu, 19 Januari 2008
The Real Giving 2
Kuserahkan nafasku atas kelimpahanMu
Inspired by Nabi Ismailku
Langkahku tertatih dalam pengarungan hasrat dan nafsu… capek betul
Kini diakhir hari ini kuberserah diri dalam alurMu
Kubaringkan tubuh pasrah dalam relungan
Kuletakkan nafas - hati - degup - hasrat
berharap pahalaSufi yang penuh sabar mengembara dalam jalanMu
Bersyukur untuk segala kelimpahanmenjadi magnet atas semua kebahagiaan….
Aku Nol dihadapanMu
tapi Engkau Maha Tak Berhingga
kelimpahanMu pasti tak berhingga
Kutadahkan tangan untuk menyambutnya
Inspired by Nabi Ismailku
Langkahku tertatih dalam pengarungan hasrat dan nafsu… capek betul
Kini diakhir hari ini kuberserah diri dalam alurMu
Kubaringkan tubuh pasrah dalam relungan
Kuletakkan nafas - hati - degup - hasrat
berharap pahalaSufi yang penuh sabar mengembara dalam jalanMu
Bersyukur untuk segala kelimpahanmenjadi magnet atas semua kebahagiaan….
Aku Nol dihadapanMu
tapi Engkau Maha Tak Berhingga
kelimpahanMu pasti tak berhingga
Kutadahkan tangan untuk menyambutnya
Qurban - The Real Giving
Di mana Nabi Ismailmu
Aku Nabi yang Mati Terpancung
Dalam mimpikuAdalah aku Nabi Ismail
Pasrah diri dalam kehendak Tuhan
Pisau Sembelihan sudah teracung
Aku tidak digantikan
Ternyata susah benar menjadi mahluk yang Ikhlas….
Salam Hormat takjubku untukmu Nabi Ismailku
Yang tidak pernah berprasangka kepada Tuhannya
Aku Nabi yang Mati Terpancung
Dalam mimpikuAdalah aku Nabi Ismail
Pasrah diri dalam kehendak Tuhan
Pisau Sembelihan sudah teracung
Aku tidak digantikan
Ternyata susah benar menjadi mahluk yang Ikhlas….
Salam Hormat takjubku untukmu Nabi Ismailku
Yang tidak pernah berprasangka kepada Tuhannya
Langganan:
Postingan (Atom)