Sebelum ilmu LOA berkembang para ahli Past Life Regression mengembangkan sebuah process untuk pencapaian keinginan yang disebut The Creative Decision Process.
Ada sebuah kartu yang dibagikan dalam sebuah seminar tahun 1945...
The 6 Magic Steps of The Creative Decision Process
On the front of the card:
1.? Acknowledge and conceptualize your desires (your fantasies)
2.? Define your desires as completely as possible (be very specific)
3.? Decide to go for it (to have, to do, to be).
4.? Tell someone what you have decided (even yourself)
5.? Release your decision (forget it - let it go)
6.? Watch for either positive or negative feedback.
On the back of the card it says:
1.? Decide on doing only those things you have a desire to do or to be
2.? Forget about the means to the end.? Don't worry about how it will happen.
3.? Don't force or push the means to the end.
4.? Don't set deadlines or repeat your decision.
5.? Don't order up a particular person or thing.
6.? If you encounter repeated obstacles, double check the facts on which you based your decision.
7.? Never decide against doing or being anything.
Sabtu, 27 Juni 2009
Minggu, 26 April 2009
Program Berhenti merokok (day 1)
Salah satu Karyawan saya mengeluh tentang susahnya berhenti merokok sebut saja namanya Waridi.
Dia adalah Kepala Gudang di tempat saya bekerja.
"Sebungkus rokok seharga Rp 8000,- pasti saya habiskan dalam dua hari pak" Ujar Mas Waridi perlahan.
Beberapa hal yang saya sampaikan pada pertemuan pertama saya adalah…
Dengan mantab saya berkata:
" Mas, berhenti merokok ternyata mudah kok!"
" Mas, tahu nggak berapa uang yang dihabiskan dalam dua minggu?"
Mas Waridi menjawab mantab: "Tahu lah pak, Rp 56.000,-"
Saya (S) : " Mas, tolong nanti beli sepatu seharga Rp 56.000,- untuk hadiah anak mas!"
Mas Waridi (W) : "Lalu?"
S: "Lalu simpan saja, itu akan kita berikan dua minggu lagi"
"Itu adalah hadiah kebahagiaan Mas W, karena berhenti merokok, yang akan diberikan kepada ananda sebagai bukti komitment cinta Mas W kepada ananda"
W: "OK, lalu?"
S: "Mulai detik ini sampai dua minggu ke depan, berhenti merokok, karena uang untuk merokok anda sudah digantikan dengan sepatu cantik milik ananda"
W: "Kalau saya besok pagi-pagi ingin merokok?"
S: "Minum air putih dua gelas, lalu lihat sepatu cantik buah dari perjuangan anda melawan keinginan merokok"
W: "Tapi nanti saya setelah dua minggu, boleh merokok lagi?"
S: "Itu tidak terlalu penting"
S: "Bagaimana, siap untuk mencoba program ini?"
W: "OK, siap pak…"
Lalu setelah mendapat komitmen dari mas Waridi, saya akhiri pertemuan hari itu dengan berkomitmen mendukung program ini dengan mencatat tanggal day 1 (25 April 2009) dan tanggal dua minggu dari sekarang... juga berpesan untuk segera menyebar luaskan komitmen berhenti merokok ini kepada istri, anak, keluarga dan teman-teman mas Waridi...
be continued...
Dia adalah Kepala Gudang di tempat saya bekerja.
"Sebungkus rokok seharga Rp 8000,- pasti saya habiskan dalam dua hari pak" Ujar Mas Waridi perlahan.
Beberapa hal yang saya sampaikan pada pertemuan pertama saya adalah…
Dengan mantab saya berkata:
" Mas, berhenti merokok ternyata mudah kok!"
" Mas, tahu nggak berapa uang yang dihabiskan dalam dua minggu?"
Mas Waridi menjawab mantab: "Tahu lah pak, Rp 56.000,-"
Saya (S) : " Mas, tolong nanti beli sepatu seharga Rp 56.000,- untuk hadiah anak mas!"
Mas Waridi (W) : "Lalu?"
S: "Lalu simpan saja, itu akan kita berikan dua minggu lagi"
"Itu adalah hadiah kebahagiaan Mas W, karena berhenti merokok, yang akan diberikan kepada ananda sebagai bukti komitment cinta Mas W kepada ananda"
W: "OK, lalu?"
S: "Mulai detik ini sampai dua minggu ke depan, berhenti merokok, karena uang untuk merokok anda sudah digantikan dengan sepatu cantik milik ananda"
W: "Kalau saya besok pagi-pagi ingin merokok?"
S: "Minum air putih dua gelas, lalu lihat sepatu cantik buah dari perjuangan anda melawan keinginan merokok"
W: "Tapi nanti saya setelah dua minggu, boleh merokok lagi?"
S: "Itu tidak terlalu penting"
S: "Bagaimana, siap untuk mencoba program ini?"
W: "OK, siap pak…"
Lalu setelah mendapat komitmen dari mas Waridi, saya akhiri pertemuan hari itu dengan berkomitmen mendukung program ini dengan mencatat tanggal day 1 (25 April 2009) dan tanggal dua minggu dari sekarang... juga berpesan untuk segera menyebar luaskan komitmen berhenti merokok ini kepada istri, anak, keluarga dan teman-teman mas Waridi...
be continued...
Jumat, 03 April 2009
Hingga Hilangnya PELUANG...
Pagi itu dua tahun dua tahun yang lalu …
Seseorang telah membuat laporan bahwa tanggul penahan itu sudah mulai menipis
Mereka acuhkan!
Pagi itu dua bulan yang lalu …
Retakan di tanggul penahan telah nampak
Mereka masih acuhkan
Pagi itu dua hari yang lalu …
Semua terasa biasa saja…
Terbiasa dengan kondisi yang ada…
Walaupun luapan air mulai mengalir meluap ke selokan...
Diacuhkan dan mengacuhkan…
Pagi itu dua jam yang lalu air bergemuruh… mereka masih acuh
Pagi itu air mengamuk
Banjir bandangnya mengingatkan
"Sesungguhnya tidak ada sesuatupun yang benar-benar hilang kecuali peluang" (James Arthur Ray)
Luluh lantak peluang sudah hilang tak bisa berulang…
Semua terluka di SITU GINTUNG….
… Juga ketika pagi ini kubangun dari tidurku
Di wajah kedua anakku
Ku berjanji tak kan ku tunggu hingga hilangnya peluang
Dengan meng-acuhkan luka sekecil apapun
Pada hati dan diri anakku…
Tragedi Situ Gintung 27 Maret 2009
... ikut terluka ketika bibir Galih luka terantuk batu...
Seseorang telah membuat laporan bahwa tanggul penahan itu sudah mulai menipis
Mereka acuhkan!
Pagi itu dua bulan yang lalu …
Retakan di tanggul penahan telah nampak
Mereka masih acuhkan
Pagi itu dua hari yang lalu …
Semua terasa biasa saja…
Terbiasa dengan kondisi yang ada…
Walaupun luapan air mulai mengalir meluap ke selokan...
Diacuhkan dan mengacuhkan…
Pagi itu dua jam yang lalu air bergemuruh… mereka masih acuh
Pagi itu air mengamuk
Banjir bandangnya mengingatkan
"Sesungguhnya tidak ada sesuatupun yang benar-benar hilang kecuali peluang" (James Arthur Ray)
Luluh lantak peluang sudah hilang tak bisa berulang…
Semua terluka di SITU GINTUNG….
… Juga ketika pagi ini kubangun dari tidurku
Di wajah kedua anakku
Ku berjanji tak kan ku tunggu hingga hilangnya peluang
Dengan meng-acuhkan luka sekecil apapun
Pada hati dan diri anakku…
Tragedi Situ Gintung 27 Maret 2009
... ikut terluka ketika bibir Galih luka terantuk batu...
Jumat, 13 Maret 2009
EXCUSITIS.... (awass... penyakit mewabah...!!)
Baru saja ditemukan sebuah penyakit yang disebut EXCUSITIS...
Kabar buruknya di tengah tahun yang kata orang disebut financial
crisis ini, penyakit ini cepat berkembang biak di semua kalangan.
Yang langsung terlihat pada fisik penderita penyakit ini adalah selalu
terlambat dalam melakukan sesuatu...
Dan bahayanya adalah ternyata tanpa disadari semua dari kita
berpotensi mendapatkan penyakit ini.
Bahkan tanpa sadar saat ini penyakit ini sudah menggerogoti pangkal
dari batang otak kita...
Dan pada saatnya kita akan berteriak.... "TERLAMBAT !"
Apa itu EXCUSITIS, kata ini memang baru saja saya temukan ketika
browsing di suatu web site luar.
Sesuai kata dasarnya yaitu EXCUSE... mencari-cari alasan, dalih atau
permintaan maaf atas sesuatu yang enggan kita lakukan...
Sesuatu yang menahan ACTION kita.... yang menjadi the real mental
block diri kita...
Ciri atau symptom atau gejala dari penyakit ini adalah... kata
"terlalu" dan "tidak cukup"
... terlalu muda, terlalu tua, terlalu mahal, terlalu murah, terlalu
beresiko, terlalu mudah...
... tidak cukup modal, tidak cukup waktu, tidak cukup pandai, tidak
cukup berani...
>
Lalu perlahan kita memperlambat rencana besar kita, lalu perlahan kita
berhenti bermimpi
Lalu kita diam tanpa action
Lalu kita mati
Saatnya mencari vaksin utk penyakit yang cepat menjadi epidemi ini...
Sebelum wabah itu sampai ke diri kita
WASPADALAH...!!
Kabar buruknya di tengah tahun yang kata orang disebut financial
crisis ini, penyakit ini cepat berkembang biak di semua kalangan.
Yang langsung terlihat pada fisik penderita penyakit ini adalah selalu
terlambat dalam melakukan sesuatu...
Dan bahayanya adalah ternyata tanpa disadari semua dari kita
berpotensi mendapatkan penyakit ini.
Bahkan tanpa sadar saat ini penyakit ini sudah menggerogoti pangkal
dari batang otak kita...
Dan pada saatnya kita akan berteriak.... "TERLAMBAT !"
Apa itu EXCUSITIS, kata ini memang baru saja saya temukan ketika
browsing di suatu web site luar.
Sesuai kata dasarnya yaitu EXCUSE... mencari-cari alasan, dalih atau
permintaan maaf atas sesuatu yang enggan kita lakukan...
Sesuatu yang menahan ACTION kita.... yang menjadi the real mental
block diri kita...
Ciri atau symptom atau gejala dari penyakit ini adalah... kata
"terlalu" dan "tidak cukup"
... terlalu muda, terlalu tua, terlalu mahal, terlalu murah, terlalu
beresiko, terlalu mudah...
... tidak cukup modal, tidak cukup waktu, tidak cukup pandai, tidak
cukup berani...
>
Lalu perlahan kita memperlambat rencana besar kita, lalu perlahan kita
berhenti bermimpi
Lalu kita diam tanpa action
Lalu kita mati
Saatnya mencari vaksin utk penyakit yang cepat menjadi epidemi ini...
Sebelum wabah itu sampai ke diri kita
WASPADALAH...!!
Jumat, 06 Maret 2009
TIGA atau EMPAT buah Apel
Malam itu saya sembari rebahan di antara Daffa dan Galih, dalam hawa dingin di antara rintikan hujan bulan Januari, saya mendongeng tentang sesuatu yang pernah diceritakan oleh almarhum kakek mereka … (lebih tepatnya waktu itu ayahku membaca dari sebuah buku…)… tapi tentu saja aku permanis dengan bumbu-bumbu yang lebih up to date...
Judulnya: TIGA atau EMPAT Buah Apel.
Tersebutlah di sebuah sekolah kecil level Elementary dipojokan kota London pada suatu masa di tahun '80 an, seorang guru muda yang baru dua minggu mengajar di sekolah tersebut.
Hari itu dia mengajarkan pelajaran Matematika.
"Tom, kalau saya berikan padamu satu apel dan satu apel dan satu apel, berapa apel yang akan kamu punya?"
Guru tersebut bertanya dengan perlahan kepada anak berumur 7 tahun yang duduk paling depan.
Setelah beberapa saat Tom menjawab: "EMPAT!"
Dengan ekspresi kaget bin heran… karena berharap Tom akan menjawab "tiga" dengan mudahnya.
Guru tersebut sangat kecewa. "Mungkin anak ini kurang mendengarkan tadi" pikirnya.
Guru muda berkacamata bulat tersebut bertanya lagi, "emmm...Tom, dengar baik-baik yah. Jika saya memberimu satu apel dan satu apel dan satu apel, berapa apel yang akan kamu punya?"
Tom, mulai membaca wajah kecewa pada wajah ayu Bu Guru…
Lalu berpikir agak lama, sembari menekuk muka dan melakukan jarimatika…
Tetapi Tom tetap menemukan jawaban yang sama..
Dia hitung lagi supaya menemukan jawaban yang mungkin beda dan akan membuat wajah ayu Bu Guru merona ceria… tetapi hasilnya tetap sama…
"ehmmm ...EMPAT….!" agak ragu-ragu dan perlahan Tom berucap…
Wajah kecewa masih tetap di wajah bu guru berkacamata oval itu.
"Ehmm… kayaknya Tom senang dengan buah Strawberry dan mungkin Tom tidak suka apel sehingga tidak bisa fokus" pikir Bu Guru ayu dan berkacamata itu….
Lalu dengan wajah ayu nan merona bahagia laksana Tamara Blezinsky bertanya lagi "Tom, kalau saya beri kamu satu strawberry dan satu strawberry dan satu strawberry. Maka berapa yang akan kamu punyai?"
Melihat wajah ceria Bu Guru, Tom menjawab cepat: "TIGA!"
Senyum kemenangan berkembang di wajah Bu Guru itu.
Tetapi sebelum terlalu bergembira dengan keberhasilan menemukan sebuah cara pendekatan baru, sekali lagi Bu Guru bertanya: "OK, sekarang kalau saya beri kamu satu apel dan satu apel dan satu apel lagi, berapa yang akan kamu punyai?"
Dengan cepat Tom menjawab, "EMPAT!"
Dengan muka terperanjat pucat, laksana semua ijazah dan sertifikat luruh ditelan angin…
Bu Guru mengeluh, " How Tom, how?"… bagaimana mungkin….
Dalam suara yang pelan dan ragu-ragu, anak muda Tom menjawab,
"…. Karena, saya sudah memiliki satu apel di tas saya Bu…."
Dongeng atau cerita yang berasal dari almarhum ayahku ini sangat sederhana, tetapi terus membekas di hati dan pikiranku…apalagi ayahku memang seorang guru SD juga…
"kadang kita menilai dan memahami seseorang berdasarkan apa yang menurut kita benar"
"kadang kita bereaksi berdasarkan persepsi saja dan bukan pada kenyataan"
Bagaimana menurut anda?
Judulnya: TIGA atau EMPAT Buah Apel.
Tersebutlah di sebuah sekolah kecil level Elementary dipojokan kota London pada suatu masa di tahun '80 an, seorang guru muda yang baru dua minggu mengajar di sekolah tersebut.
Hari itu dia mengajarkan pelajaran Matematika.
"Tom, kalau saya berikan padamu satu apel dan satu apel dan satu apel, berapa apel yang akan kamu punya?"
Guru tersebut bertanya dengan perlahan kepada anak berumur 7 tahun yang duduk paling depan.
Setelah beberapa saat Tom menjawab: "EMPAT!"
Dengan ekspresi kaget bin heran… karena berharap Tom akan menjawab "tiga" dengan mudahnya.
Guru tersebut sangat kecewa. "Mungkin anak ini kurang mendengarkan tadi" pikirnya.
Guru muda berkacamata bulat tersebut bertanya lagi, "emmm...Tom, dengar baik-baik yah. Jika saya memberimu satu apel dan satu apel dan satu apel, berapa apel yang akan kamu punya?"
Tom, mulai membaca wajah kecewa pada wajah ayu Bu Guru…
Lalu berpikir agak lama, sembari menekuk muka dan melakukan jarimatika…
Tetapi Tom tetap menemukan jawaban yang sama..
Dia hitung lagi supaya menemukan jawaban yang mungkin beda dan akan membuat wajah ayu Bu Guru merona ceria… tetapi hasilnya tetap sama…
"ehmmm ...EMPAT….!" agak ragu-ragu dan perlahan Tom berucap…
Wajah kecewa masih tetap di wajah bu guru berkacamata oval itu.
"Ehmm… kayaknya Tom senang dengan buah Strawberry dan mungkin Tom tidak suka apel sehingga tidak bisa fokus" pikir Bu Guru ayu dan berkacamata itu….
Lalu dengan wajah ayu nan merona bahagia laksana Tamara Blezinsky bertanya lagi "Tom, kalau saya beri kamu satu strawberry dan satu strawberry dan satu strawberry. Maka berapa yang akan kamu punyai?"
Melihat wajah ceria Bu Guru, Tom menjawab cepat: "TIGA!"
Senyum kemenangan berkembang di wajah Bu Guru itu.
Tetapi sebelum terlalu bergembira dengan keberhasilan menemukan sebuah cara pendekatan baru, sekali lagi Bu Guru bertanya: "OK, sekarang kalau saya beri kamu satu apel dan satu apel dan satu apel lagi, berapa yang akan kamu punyai?"
Dengan cepat Tom menjawab, "EMPAT!"
Dengan muka terperanjat pucat, laksana semua ijazah dan sertifikat luruh ditelan angin…
Bu Guru mengeluh, " How Tom, how?"… bagaimana mungkin….
Dalam suara yang pelan dan ragu-ragu, anak muda Tom menjawab,
"…. Karena, saya sudah memiliki satu apel di tas saya Bu…."
Dongeng atau cerita yang berasal dari almarhum ayahku ini sangat sederhana, tetapi terus membekas di hati dan pikiranku…apalagi ayahku memang seorang guru SD juga…
"kadang kita menilai dan memahami seseorang berdasarkan apa yang menurut kita benar"
"kadang kita bereaksi berdasarkan persepsi saja dan bukan pada kenyataan"
Bagaimana menurut anda?
Jumat, 06 Februari 2009
KUANTUM HATI : STUDENT BEST CAMP
Berikut beberapa berita tentang kegiatan Kuantum Hati yang diliput di Media Massa... mudah-mudahan list ini bisa terus bertambah dari masa ke masa... sebagai bukti KIBARAN KARYA dalam semangat BERBAGI untuk KEHIDUPAN YANG MAKIN BAIK....
Kuantum Hati bidik generasi muda
Edisi : Senin, 12 Januari 2009 , Hal.XII
Student Base Camp, asah rasa percaya diri anak hadapi UN
Solo (Espos) Ujian Nasional (UN) akan dilaksanakan baik bagi siswa SMP atau siswa SMA beberapa bulan lagi. Tak hanya siswa, guru dan orangtua pun ikut melakukan persiapan agar pelaksanaan UN berjalan sukses dan sesuai harapan.
Di dalam menghadapi UN, belajar saja ternyata dinilai tidak cukup oleh sebagian siswa. Perlu ada upaya lain yaitu dengan doa dan persiapan mental agar lebih percaya diri atau PD.
Untuk mewadahi siswa-siswa dalam mempersiapkan diri menghadapi UN, Komunitas Quantum Hati menyelenggarakan Student Base Camp Gerakan Hati, Sabtu-Minggu (10-11/1), di Ruang Seminar Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Surakarta di Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.
Beberapa rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada acara yang bertemakan Hati-hati Ada Inovasi itu antara lain spiritual building, pemberian motivasi dan pembekalan menghadapi UN seperti pemberian materi kiat-kiat atau strategi belajar.
Ketua Komunitas Quantum Hati STIE Surakarta, Ermalia Normalita mengatakan, sebelum pelaksanaan Student Base Camp, pihaknya sudah mengadakan pendampingan baik secara online atau offline kepada 25 sekolah di Solo Raya selama tiga bulan. Dikemukakan dia, peserta yang mengikuti Student Base Camp adalah 92 siswa kelas III SMA dan 25 guru pendamping di Solo Raya.
Pemetaan masa depan
Erma menjelaskan, pada Student Base Camp, peserta diajak untuk membuat proklamasi hidup dengan mapping atau pemetaan masa depan.
“Untuk peserta adalah siswa kelas tiga SMA. Posisi mereka berada di critical point dan timing crusial yang berada di gerbang kehidupan. Kami berharap ke depan mereka lebih terarah. Melalui Student Base Camp, kami ingin memilih agent of change,” ucap Erma.
Sekjen Quantum Hati, Supriyadi menuturkan, pada Student Base Camp antara lain melibatkan Pondok Pesantren (Ponpes) Adh Dhuha, Ponpes Hidayatullah, sejumlah ustad dan santri makaryo.
Dua peserta Student Base Camp masing-masing siswa kelas III Akuntansi SMK PGRI Wonogiri, Widayat, 19 dan siswa kelas XII MAN Sukoharjo, Siti Aisyah, 17, mengaku ingin mendapat tambahan pengalaman, informasi dan mempersiapkan diri menghadapi UN.
“Saya berharap dapat motivasi untuk persiapan UN supaya lebih PD. Ada keluhan dari teman-teman karena skor kelulusan naik dan saya ingin kami bisa lulus UN,” jelas Widayat. Aisyah menilai Student Base Camp sebagai sarana untuk memantapkan diri menghadapi UN. - Oleh : Nadhiroh
SOLO POS online, 10 January 2009
Solo (Espos) Kuantum Hati bekerja sama dengan Ihyaa & Co, STIE Surakarta, Komunitas Tangan Di Atas, Santri Makaryo, BMT Hidayatullah, Pondok Pesantren Al Kahfi Hidayatullah,
Pondok Pesantren Assalaam, dan Pondok Pesantren Adh Dhuhaa menyelenggarakan Gerakan Hati Peduli Generasi Muda yang diperuntukkan kepada siswa siswi pelajar SMA kelas III. Pelatihan yang dikemas dalam Student Best Camp itu diselenggarakan pada hari Sabtu-Minggu (10-11/1), di Kampus STIES, Jl Slamet Riyadi No 435-437, Makamhaji Solo, dengan tema kegiatan Hati-Hati Ada Inovasi.
Menurut salah satu panitia, Ermalia Normalita SE MM Ch, dalam rilis yang diterima Espos, Jumat (9/1), program ini dirancang dengan menggunakan pendekatan Deliberate Based Approach guna menjalin transformasi proses belajar mengajak yang optimal pada peserta secara dinamis. -
Studen Best Camp di STIES Surakarta
oleh ara pada 10-01-2009
JOGLOSEMAR online 10 Januari 2009
SOLO (Joglosemar): Kuantum Hati menyelenggarakan “Gerakan Hati Peduli Generasi Muda” untuk siswa-siswi pelajar SMA kelas 3 yaitu pelatihan guna membentuk pribadi yang sadar nilai serta memiliki sikap mental (mental attitude) positif. Program tersebut dirancang dengan menggunakan pendekatan Deliberate Based Approach guna menjamin transformasi proses belajar mengajar yang optimal pada peserta secara dinamis.
Program Student Best Camp diselenggarakan Sabtu (10/1) dan Minggu (11/1) Januari 2009 di Kampus STIES Surakarta dengan tema “Hati-hati ada Inovasi” dengan bentuk kegiatan pelatihan Soft Skill. Kegiatan itu diselenggarakan atas kerja sama Kuantum Hati dengan Ihya&Co, STIE Surakarta, Komunitas Tangan di Atas, Santri Makaryo, BMT Hidayatullah, Pondok Pesantren Al Kahfi Hidayatullah, Pondok Pesantren Assalam, dan Pondok pesantren Adh Dhuhaa. (ara)
Kuantum Hati bidik generasi muda
Edisi : Senin, 12 Januari 2009 , Hal.XII
Student Base Camp, asah rasa percaya diri anak hadapi UN
Solo (Espos) Ujian Nasional (UN) akan dilaksanakan baik bagi siswa SMP atau siswa SMA beberapa bulan lagi. Tak hanya siswa, guru dan orangtua pun ikut melakukan persiapan agar pelaksanaan UN berjalan sukses dan sesuai harapan.
Di dalam menghadapi UN, belajar saja ternyata dinilai tidak cukup oleh sebagian siswa. Perlu ada upaya lain yaitu dengan doa dan persiapan mental agar lebih percaya diri atau PD.
Untuk mewadahi siswa-siswa dalam mempersiapkan diri menghadapi UN, Komunitas Quantum Hati menyelenggarakan Student Base Camp Gerakan Hati, Sabtu-Minggu (10-11/1), di Ruang Seminar Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Surakarta di Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.
Beberapa rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada acara yang bertemakan Hati-hati Ada Inovasi itu antara lain spiritual building, pemberian motivasi dan pembekalan menghadapi UN seperti pemberian materi kiat-kiat atau strategi belajar.
Ketua Komunitas Quantum Hati STIE Surakarta, Ermalia Normalita mengatakan, sebelum pelaksanaan Student Base Camp, pihaknya sudah mengadakan pendampingan baik secara online atau offline kepada 25 sekolah di Solo Raya selama tiga bulan. Dikemukakan dia, peserta yang mengikuti Student Base Camp adalah 92 siswa kelas III SMA dan 25 guru pendamping di Solo Raya.
Pemetaan masa depan
Erma menjelaskan, pada Student Base Camp, peserta diajak untuk membuat proklamasi hidup dengan mapping atau pemetaan masa depan.
“Untuk peserta adalah siswa kelas tiga SMA. Posisi mereka berada di critical point dan timing crusial yang berada di gerbang kehidupan. Kami berharap ke depan mereka lebih terarah. Melalui Student Base Camp, kami ingin memilih agent of change,” ucap Erma.
Sekjen Quantum Hati, Supriyadi menuturkan, pada Student Base Camp antara lain melibatkan Pondok Pesantren (Ponpes) Adh Dhuha, Ponpes Hidayatullah, sejumlah ustad dan santri makaryo.
Dua peserta Student Base Camp masing-masing siswa kelas III Akuntansi SMK PGRI Wonogiri, Widayat, 19 dan siswa kelas XII MAN Sukoharjo, Siti Aisyah, 17, mengaku ingin mendapat tambahan pengalaman, informasi dan mempersiapkan diri menghadapi UN.
“Saya berharap dapat motivasi untuk persiapan UN supaya lebih PD. Ada keluhan dari teman-teman karena skor kelulusan naik dan saya ingin kami bisa lulus UN,” jelas Widayat. Aisyah menilai Student Base Camp sebagai sarana untuk memantapkan diri menghadapi UN. - Oleh : Nadhiroh
SOLO POS online, 10 January 2009
Solo (Espos) Kuantum Hati bekerja sama dengan Ihyaa & Co, STIE Surakarta, Komunitas Tangan Di Atas, Santri Makaryo, BMT Hidayatullah, Pondok Pesantren Al Kahfi Hidayatullah,
Pondok Pesantren Assalaam, dan Pondok Pesantren Adh Dhuhaa menyelenggarakan Gerakan Hati Peduli Generasi Muda yang diperuntukkan kepada siswa siswi pelajar SMA kelas III. Pelatihan yang dikemas dalam Student Best Camp itu diselenggarakan pada hari Sabtu-Minggu (10-11/1), di Kampus STIES, Jl Slamet Riyadi No 435-437, Makamhaji Solo, dengan tema kegiatan Hati-Hati Ada Inovasi.
Menurut salah satu panitia, Ermalia Normalita SE MM Ch, dalam rilis yang diterima Espos, Jumat (9/1), program ini dirancang dengan menggunakan pendekatan Deliberate Based Approach guna menjalin transformasi proses belajar mengajak yang optimal pada peserta secara dinamis. -
Studen Best Camp di STIES Surakarta
oleh ara pada 10-01-2009
JOGLOSEMAR online 10 Januari 2009
SOLO (Joglosemar): Kuantum Hati menyelenggarakan “Gerakan Hati Peduli Generasi Muda” untuk siswa-siswi pelajar SMA kelas 3 yaitu pelatihan guna membentuk pribadi yang sadar nilai serta memiliki sikap mental (mental attitude) positif. Program tersebut dirancang dengan menggunakan pendekatan Deliberate Based Approach guna menjamin transformasi proses belajar mengajar yang optimal pada peserta secara dinamis.
Program Student Best Camp diselenggarakan Sabtu (10/1) dan Minggu (11/1) Januari 2009 di Kampus STIES Surakarta dengan tema “Hati-hati ada Inovasi” dengan bentuk kegiatan pelatihan Soft Skill. Kegiatan itu diselenggarakan atas kerja sama Kuantum Hati dengan Ihya&Co, STIE Surakarta, Komunitas Tangan di Atas, Santri Makaryo, BMT Hidayatullah, Pondok Pesantren Al Kahfi Hidayatullah, Pondok Pesantren Assalam, dan Pondok pesantren Adh Dhuhaa. (ara)
Langganan:
Postingan (Atom)